Selasa, 22 Agustus 2017

Wanita sholehah yang ditolak masuk surga


Alkisah, diceritakan

Ada seorang wanita yang dikenal sangat taat beribadah
Ia sangat rajin mengerjakan ibadah wajib dan sunnah
Ia juga sangat gemar mendermakan hartanya
Berserdekah, infaq dan menyantuni anak yatim serta fakir miskin
Sayang ia belum bersedia berhijab
Untuk menutup auratnya
Setiap ditanya ia menjawab sambil tersenyum
"InsyaAllah yang penting "HATI" dulu yang berjilbab"
Sudah banyak yang mengingatkan dan menasehati
Namun jawabannya tetap sama
Hingga suatu malam ia bermimpi dalam tidurnya
Ia berada disebuah taman yang sangat indah
Berbagai macam bunga bermekaran, udaranya segar
Aromanya bermacam bunga semerbak menebar wangi
Selain dirinya terdapat wanita lain
yang sedak asik menikmati keindahan taman itu
Ia menghampiri salah satu wanita itu
wajah nya memancarkan cahaya sangat lembut
"Assalamu'alaikum Saudariku"
"Wa'alaikum salam, selamat datang saudariku"
"Terimakasih, apakah ini Surga?"
Wanita itu tersenyum kemudian bertanya
"Amalan apakah yang bisa membuatmu berada ditempat ini"
"Aku selalu menjaga Sholat ku dan selalu menambahkan dengan ibadah-ibadah sunah, Alhamdulillah"
Tiba-tiba jauh diujung taman itu ia melihat sebuah pintu yang sangat indah dan mulai terbuka. satu persatu wanita ditaman itu mulai memasukinya
"Ayo kita ikuti mereka" kata wanita itu sambil setengah berlari
"Tunggu..Tunggu aku..." dan mulai berusaha mengejar wanita itu
Ia berusaha berlari sekencang-kencangnya, berusaha menyusul wanita itu
Namun meski ia telah berusaha sekuat tenaga namun tetap tak mampu menyusul wanita itu, yang hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya
Ia berlari sekencang-kencangnya
"Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau tampak ringan?"
"Sama denganmu" Jawab wanita itu
"Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan?"
Wanita itu menatapnya dan tersenyum sambil berkata;
"Apakah engkau tidak memperhatikan perbedaan antara dirimu dengan diriku?"
"Apakah engkau mengira Rabb mu, akan mengijinkanmu memasuki surga-Nya tanpa jilbab penutup aurat? Sungguh disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikuti memasuki syurga ini. Cukuplah surga sampai dihatimu saja, bukanlah niatmu hanya menghijab hati saja?"
Ia tertegun dan terbangun
dan berkali-kali beristighfar
Ia beranjak dari tempat tidur mengambil wudhu dan segera sholat malam
Sambil berlinang air mata ia memohon ampunan dan menyesali segala perbuatan dan perkataan nya dulu
Kemudian ia berjanji segera MENUTUP AURAT nya, sesuai perintah Allah SWT, melalui utusannya yakni baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Perintah Menutup Aurat

Qur'an Surat An Nur Ayat 31
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Hadist Ummu Atiyyah
Dari Umu ‘Attiyah, ia berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Fitri dan Adha, baik gadis yang menginjak akil balig, wanita - wanita yang sedang haid, maupun wanita-wanita pingitan. Wanita yang sedang haid tetap meninggalkan śalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslim. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw., salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya.’” (H.R. Muslim)

Azab wanita tidak menutup Aurat

Rasulullah bersabda: “wahai Ali pada malam mi’raj ketika aku pergi ke langit ,aku melihat wanita wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis. Kemudian beliau bersabda: 
Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih. Rasulullah saw bersabda: “Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.

Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya:  Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi”.

Memakai jilbab bagi kaum wanita adalah hukum syariat Islam yang digariskan Allah dalam surat An-Nur ayat 59. Jadi kaum wanita yang tak memakainya, mereka telah mengingkari hukum syariat Islam dan bagi mereka berlaku ketentuan Allah yang tak bisa ditawar lagi, yaitu hapus pahala shalat, puasa, zakat dan haji mereka.

Jilbab dalam Islam

Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan, “Jilbab menurut bahasa Arab yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pakaian yang menutupi seluruh badan, bukan hanya sebagiannya.” Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan, “Jilbab adalah semacam selendang yang dikenakan di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup).” (Syaikh Al Bani dalam Jilbab Muslimah).
Syaikh bin Baz (dari Program Mausu’ah Fatawa Lajnah wal Imamain) berkata, “Jilbab adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas kain (dalaman). Jadi, jilbab adalah kain yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan jilbab, kepala, wajah dan semua badan di atas kain (dalaman).” (bin Baz, 289). Beliau juga mengatakan, “Jilbab adalah rida’ (selendang) yang dipakai di atas khimar (kerudung) seperti abaya (pakaian wanita Saudi).” (bin Baz, 214). Di tempat yang lain beliau mengatakan, “Jilbab adalah kain yang diletakkan seorang perempuan di atas kepala dan badannnya untuk menutupi wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan untuk pakaian yang biasa (dipakai di rumah).” (bin Baz, 746). Beliau juga berkata, “Jilbab adalah semua kain yang dipakai seorang perempuan untuk menutupi badan. Kain ini dipakai setelah memakai dar’un (sejenis jubah) dan khimar (kerudung kepala) dengan tujuan menutupi tempat-tempat perhiasan baik asli (baca: aurat) ataupun buatan (misal, kalung, anting-anting, dll).” (bin Baz, 313).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar